Petinju muda Filipina jadi korban kebrutalan diatas ring
SBOBET88 – Kenneth Egano, petinju muda asal Filipina berusia 22 tahun yang jatuh koma setelah bertarung dalam pertandingan di atas ring tinju melawan Jason Facularin pada 6 Mei di Gimnasium Olahraga Imus di Imus, Cavite, Filipina, akhirnya tutup usia. Pada pertarungan yang dipromosikan oleh Manny Pacquiao, Egano mendadak pingsan setelah ronde kedelapan. Dalam sebuah rekaman video pertarungan tersebut Egano tampak kesakitan saat menunggu kartu skor hingga akhirnya pingsan dan dibawa pergi dengan tandu.
Berita kematiannya diumumkan empat hari kemudian pada 10 Mei. Penyebab kematiannya dikonfirmasi karena pendarahan otak. Pacquiao, juara dunia tinju delapan kali, dan sebagai pihak yang mensponsori pertarungan tersebut mengatakan akan membayar semua perawatan medis Egano. Dia juga memberikan peringatan akan bahayanya olahraga tinju bagi mereka yang mendalaminya dan bagaimana tidak ada yang lebih berharga daripada kehidupan. Sementara lawan Egano, Facularin memposting ucapan belasungkawanya di media sosial, mengungkapkan rasa terkejut dan kesedihannya.
Kejadian serupa pernah juga terjadi pada tahun 2001 dalam sebuah pertandingan tinju di atas kapal bekas kapal induk Amerika Serikat, tidak lama setelah ronde ke-10, petinju Beethavean Scottland yang berusia 26 tahun tumbang oleh kombinasi kanan-kiri lawannya George Jones. Satu minggu kemudian, dia meninggal akibat pukulan di kepalanya.
Tinju memiliki risiko cedera yang sama dengan olahraga lainnya, tetapi karena area sasaran utama pukulan adalah dada dan kepala, petinju berisiko tinggi mengalami cedera otak. Setiap kali kepala mengalami benturan atau pukulan keras, akan terjadi kerusakan otak. Dalam hal cedera akut, atau kerusakan yang diakibatkan oleh satu pukulan atau dalam satu pertandingan, tinju sebenarnya adalah salah satu olahraga yang lebih aman. Tapi tinju juga paling berbahaya dalam hal cedera kronis, atau cedera yang terakumulasi selama karier petinju.
Kepala manusai tidak seharusnya dipukul setiap hari selama lima tahun. Seorang petinju yang baru berusia 30 tahun, kehilangan kemampuan berbicaranya karena terlalu banyak menerima pukulan di kepala. Dua penyebab utama kematian akibat cedera tinju adalah hematoma subdural, pecahnya pembuluh darah antara otak dan tengkorak, dan edema serebral, penumpukan air di otak. Hematoma subdural yang membuat Scottland koma akhirnya menyebabkan kematiannya.