Ketika isu politik tersemat dalam kejuaraan olahraga
SBOBET88 – Olahraga, seperti bentuk hiburan lainnya, pasti terkait dengan masalah sosial dan politik. Colin Kaepernick, atlet sepakbola Amerika Serikat atau National Football League (NFL) pernah menolak untuk berdiri ketika lagu kebangsaan Amerika Serikat dikumandangkan.
“Saya tidak akan berdiri untuk menunjukkan kebanggaan pada bendera untuk negara yang menindas orang kulit hitam dan orang kulit berwarna,”
Tindakan Kaepernick tentunya menimbulka diskusi dan, tentu saja, perbedaan pendapat di dunia olahraga. Ketika dihadapkan pada masalah ras, patriotisme, aktivisme, dan banyak lagi, sering kali memaksa seseorang untuk keluar dari zona nyaman mereka.
Di tanah air sendiri, belum lama ini FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 yang diduga disebabkan oleh penolakan terhadap keikutsertaan dan kehadiran timas Israel ke Indonesia. Begitu banyak pro dan kontra yang muncul seperti membelah masyarakat menjadi berkubu-kubu. Namun yang jelas pembatalan tersebut sangat disayangkan karena timnas U-20 Indonesia jadi kehilangan kesempatan untuk ikut berpartisipasi setelah melalui bebulan-bulan latihan. Belum lagi kerugian secara materi yang harus diemban negara ketika mempersiapka venue dan lain-lain.
Fenomen isu politik yang terbawa sampai ke olahraga ini kembali terjadi di kejuaraan tenis French Open yang tengah bergulir sejak 22 Mei hingga 11 Juni mendatang. Novak Djokovic, petenis pria nomor 3 dunia asal Serbia menuai kontroversi dengan menuliskan pesan nasionalis anti-Kosovo di depan kamera setelah kemenangan tiga setnya atas petenis Amerika Aleksandar Kovacevic. Dia menulis ‘Kosovo adalah jantung Serbia, hentikan kekerasan’. Pesannya itu sepertinya ditujukan pada Serbia yang menolak mengakui kemerdekaan Kosovo, yang dideklarasikan pada 2008. Ayah Djokovic lahir di Kosovo.
Apakah Djokovic bakal kena sanksi atas askinya tersebut? Melansir Reuters, Federasi Tenis Prancis (FFT), penyelenggara French Open, mengatakan “tidak ada aturan resmi Grand Slam tentang apa yang boleh atau tidak boleh dikatakan oleh pemain. FFT tidak akan membuat pernyataan apa pun atau mengambil sikap apa pun mengenai masalah ini.”
Masih dari French Open yang masih bergulir, Marta Kostyuk, petenis wanita asal Ukraina menolak permintaan jabat tangan lawannya yakni Aryna Marta Kostyuk yang berasal dari Belarusia Aryna Sabalenka. Alasannya? karena Belarus mendukung Rusia dalam perang agresi melawan Ukraina.
Padahal Kostyuk sebenarnya menjadi favorit para penonton selama pertandingan, tetapi itu segera berubah ketika Kostyuk mengacuhkan Sabalenka. Penonton tersinggung dengan aksi kurang sportif Kostyuk tersebut dan mulai mencemoohnya. Tapi ternyata aksi itu bukan yang pertama kalinya diperbuat oleh Kostyuk. Pada Australia Open bulan Januari lalu Kostyuk menjelaskan bahwa dia akan mengacuhkan lawannya dari Rusia atau Belarusia yang tidak menentang perang di Ukraina. Di US Open, Kostyuk juga menolak untuk berjabat tangan dengan mantan petenis nomor satu dunia Victoria Azarenka yang juga berasal dari Belarusia.