Kenalan yuk! Tanitoluwa Adewumi si calon Grandmaster catur cilik
SBOBET88 – Tahun 2019, ketika Tanitoluwa Adewumi berusia 8 tahun dan duduk di kelas tiga sekolah dasar, dirinya berhasil memenangkan kejuaraan catur di New York – Amerika Serikat. Dia mengalahkan anak-anak dari sekolah swasta elit yang masing-masing memiliki guru privat. Pada hari dia memenangkan kejuaraan, dia membawa pulang sebuah piala yang besarnya hampir sama dengan tubuhnya sendiri ke tempat penampungan tunawisma di kota Manhattan, tempat dia tinggal. Sambil tersenyum malu-malu ketika pengungsi lainnya bersorak sorai menyambutnya.
Tanitoluwa Adewumi atau Tani adalah anak laki-laki kelahiran Nigeria yang memenangkan kejuaraan catur setelah bermain catur hanya selama satu tahun. Kisah Tani dan keluarganya dimulai pada tahun 2017 ketika Tani dan keluarganya melarikan diri dari teror Boko Haram di negara asal mereka, Nigeria, dan kemudian membawa mereka ke tempat penampungan tunawisma di Kota New York, di mana mereka menunggu untuk diberikan suaka. Ayah Tani, yang berasal dari keluarga kerajaan Nigeria, menjadi pencuci piring dan sopir Uber untuk menghidupi keluarganya setelah pindah ke New York. Ibunya, yang keluarganya memiliki mesin cetak terbesar di Nigeria dan telah bekerja di bank selama lebih dari satu dekade, kini menjadi pembantu rumah tangga. Jadi, ketika Tani meminta untuk bisa ikut program catur di sekolahnya yang membutuhkan biaya, alih-alih Ibunya menulis e-mail ke sekolah dan menjelaskan mengapa mereka tidak sanggup membayar biaya. Akhirnya Tani dipersilahkan bergabung dan dibebaskan dari biaya.
Dua tahun berlalu, ketika usianya 10 tahun, Tani mencapai tonggak baru yakni gelar master nasional (NM). Pada kejuaraan klub catur kabupaten Fairfield, dia mencetak 4/4 dalam permainan dengan kontrol waktu 30 menit. Gelar Master Nasional memang tidak diakui oleh Federasi Catur Internasional, namun digunakan oleh Federasi Catur Amerika Serikat untuk pemain dengan peringkat lebih tinggi dari 2200. Gelar ini membuatnya menjadi orang termuda ke-28 yang meraih gelar itu.
Kini Tani yang genap berusia 11 tahun pada September kemarin berambisi untuk menjadi Grandmaster termuda, yang saat ini dipegang oleh Abimanyu Mishra yang berusia 12 tahun. Tetapi Tani berusaha keras untuk mencapainya lebih cepat. Tani dan kelurganya sudah memiliki rumah dan dia bersekolah di New York berkat keperdulian orang-orang baik yang membantu mereka setelah berita kemenangan Tani tersebar luas. Dia berlatih selama tujuh jam sepulang sekolah dan bisa berlatih selama delapan atau bahkan 10 jam sehari jika tidak ada sekolah.
“Catur adalah segalanya bagiku, catur adalah hidupku,”
“Catur telah membawa kami ke tempat kami berada hari ini.” Kata Tani.
Salah satu rutinitas latihan Tani adalah menonton pemain terbaik dunia, seperti juara bertahan Magnus Carlsen dan grandmaster Hikaru Nakamura, Levon Aronian dan Ian Nepomniachtchi. Dia mempelajari bagaimana mereka berpikir dan bagaimana mereka merencanakan setiap gerakan.
Untuk mengikuti jejak Carlsen dan mencapai status grandmaster, gelar tertinggi dalam catur, Tani harus memenangkan tiga norma grandmaster. Selain itu, harus mencapai 2.500 peringkat Elo yang dikeluarkan oleh Fédération Internationale des checs (FIDE), peringkat yang memimpin turnamen catur internasional.
Filosofi yang selalu dipercayai dan dipraktekan oleh Tani untuk membantunya mencapai tujuannya adalah: ketika anda kalah, anda mencoba lagi untuk mencari tahu apa yang membuat anda kalah dan mendorong diri anda untuk menjadi lebih baik.