SBOBET88

Berita Dan Informasi Olahraga Terkini

Sepak Bola

Negara-negara selain Indonesia yang pernah bermasalah dengan FIFA

SBOBET88 – FIFA  secara resmi telah menyatakan Indonesia tidak lagi menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Keputusan itu diambil FIFA setelah Gianni Infantino selaku presiden FIFA bertemu dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir. FIFA memilih untuk mencopot Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20 2023 karena semua penolakan dan protes atas kehadiran timnas Israel yang berlangsung di tanah air dipandang sebagai sebuah intervensi dan FIFA juga mempertimbangkan masalah keamanan.

Indonesia sebenarnya sudah lolos inspeksi FIFA pada 21 Maret hingga 27 Maret 2023. Enam stadion yang rencananya akan digunakan yakni stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta, Stadion Si Jalak Harupat di Bandung, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring di Palembang, Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Stadion Manahan di Solo dan Stadion Kapten I Wayan Dipta di Bali. Stadion-stadion tersebut telah melalui proses renovasi dalam tiga tahun terakhir yang memakan biaya Rp. 500 miliar.

Selain kerugian materi, dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah juga berdampak ke area lain, seperti kerugian kunjungan pariwisata, pelaku ekonomi dalam negeri dan yang terutama adalah pupusnya mimpi besar timnas U20 atau Garuda Muda. Selain itu Indonesia juga terancam kehilangan kepercayaan di mata dunia.

FIFA berencana untuk segera mengungkapkan negara yang akan mengantikan Indonesia sebagai tuan rumah, sementara tanggal kompetisi tetap sama. Dan akibat dibatalkannya status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 ini kemungkinan Indonesia akan mendapatkan penalti dari FIFA. Presiden Jokowi telah mengutus Erick Thohir untuk melakukan upaya agar Indonesia tidak terkena sanksi FIFA.

Berikut adalah negara-negara yang pernah bermasalah dengan FIFA.

  1. Rusia

Pada bulan Februari 2022, FIFA dan UEFA melarang semua klub Rusia dan tim nasional mereka “sampai pemberitahuan lebih lanjut” sebagai akibat dari kejahatan perang Rusia terhadap Ukraina. Keputusan itu diperkuat dengan negara-negara seperti Inggris, Polandia, dan Swedia yang memutuskan menolak bermain melawan Rusia.

2. Kenya dan Zimbabwe

FIFA mendukung keputusan Kementerian olahraga Kenya yang menutup Federasi Sepak Bola Kenya setelah kasus tuduhan penyalahgunaan dana. Pemerintah juga menskors Asosiasi Sepak Bola Zimbabwe menyusul tuduhan pelecehan seksual terhadap wasit perempuan.

3. Afrika Selatan

FIFA menangguhkan Afrika Selatan pada tahun 1961 sebagai tanggapan atas protes dari gerakan anti-apartheid untuk memboikot Afrika Selatan. Undang-undang negara pada saat itu melarang tim olahraga ras campuran dan mewajibkan negara asing yang berpartisipasi dalam kompetisi internasional yang diadakan di Afrika Selatan untuk mengirimkan tim dengan pemain kulit putih saja. FIFA memulihkan keanggotaan Afrika Selatan pada awal 1990-an ketika apartheid dibubarkan.

4. Yugoslavia

FIFA dan UEFA melarang Yugoslavia bermain di Piala Eropa 1992 dan Piala Dunia 1994 menyusul sanksi PBB di tengah agresi pemerintah yang didominasi Serbia di Balkan, khususnya terhadap bekas republik Bosnia-Herzegovina.

5. Meksiko

FIFA melarang Meksiko berpartisipasi dalam Piala Dunia 1990 yang diadakan di Italia karena mereka memasukkan empat pemain berusia melampaui kriteris dalam pertandingan kualifikasi untuk Kejuaraan Pemuda Dunia 1989.

6. Myanmar

Pada 2011, suporter tim Myanmar ricuh selama pertandingan kualifikasi Asia melawan Oman. Mereka melempar batu dan botol kaca ke arah wasit, pemain dan pelatih Oman. Pasukan Oman akhirnya kabur ke ruang ganti untuk tetap aman. Alhasil Myanmar tersingkir dari Piala Dunia 2014. Tim Myanmar juga dilarang berlaga di turnamen 2018, namun larangan tersebut dicabut menjelang turnamen karena banding merka dikabulkan.

7. Indonesia

Ternyata pembatalan tuan rumah U-20 bukanlah kasus pertama yang dialami Indonesia. Pada 2015, FIFA menangguhkan Indonesia dan melarang timans berlaga di kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019 karena adanya campur tangan pihak ketiga.