Ini alasannya mengapa timnas Maroko berjaya di FIFA World Cup 2022
SBOBET88 – Meskipun tidak termasuk dalam 10 besar ranking FIFA dan berada di peringkat ke-22 dunia, namun secara mengejutkan timnas Maroko sejauh ini tidak terkalahkan di Piala Dunia 2022 edisi Qatar. Tidak ada tim negara lain yang berhasil mencetak gol saat berhadapan dengan mereka (kecuali gol bunuh diri saat mengalahkan Kanada). Maroko telah mencatat sejarah baru yakni menjadi tim Afrika pertama yang mencapai semifinal setelah menundukkan Portugal. Maroko akan bertemu dengan juara bertahan Perancis di babak semifinal nanti.
Portugal lebih diunggulkan untuk menang dari Maroko dan meskipun mendominasi penguasaan bola sepanjang pertandingan, tapi Maroko sekali lagi menemukan cara untuk meraih kemenangan. Satu-satunya gol dalam pertandingan itu terjadi tepat sebelum turun minum pada menit ke-42 ketika pemain Maroko Yahya Attiat-Allah melepaskan bola di depan gawang Portugal dan Youssef En-Nesyri menyundulnya melewati kiper. En-Nesyri adalah pemain Maroko pertama yang mencetak gol di dua Piala Dunia.
Berikut adalah beberapa kekuatan penting yang telah mendorong kesuksesan timnas Maroko di Piala Dunia 2022.
- Sepak bola dianggap serius
Federasi Sepak Bola Kerajaan Maroko (FMRF) juga harus dipuji atas kesuksesan Atlas Lions di Qatar 2022. Dengan dukungan Raja Mohammed VI , FMRF memutuskan untuk merombak struktur sepak bola negara. Pada tahun 2009 FMRF membuka akademi sepak bola nasionalnya, Akademi Sepak Bola Mohamed VI, yang telah menghasilkan pemain internasional saat ini seperti Nayef Aguerd dan Youssef En-Nesryi, serta mencoba menggali bakat bakat lokal Maroko dengan mempekerjakan pencari bakat dari seluruh Eropa untuk menjaring semua pemain muda yang memenuhi syarat di Eropa. Federasi bahkan sudah mulai berinvestasi dalam sepak bola wanita, mengembangkan sepak bola di sekolah dan klub serta membuat struktur liga nasional. Didanai oleh FMRF, Maroko saat ini menjadi satu-satunya negara di dunia yang memiliki dua tingkat sepak bola wanita yang sepenuhnya profesional.
Kesuksesan Maroko di Piala Dunia sama sekali bukan hasil dari keberuntungan, melainkan keahlian dan perencanaan.
2. Termotivasi oleh sejarah
Untuk melewati perempat final, Maroko harus belajar dari sejarah. Tiga tim Afrika terakhir yang mencapai perempat final Piala Dunia – Kamerun pada 1990, Senegal pada 2002, dan Ghana pada 2010, semua tersingkir dengan cara yang paling menyakitkan, yakni pada perpanjangan waktu. Tim Afrika tersebut kurang memiliki ketenangan untuk melihat keunggulan mereka. The Atlas Lions bertahan dengan sepenuh hati dan kemudian mencetak gol, mencegah segala kemungkinan perpanjangan waktu. Ini membuktikan bahwa sejak awal Maroko tampak bertekad mencetak sejarah.
3. Semangat tim
Maroko telah menunjukkan team spirit yang luar biasa saat menyingkirkan tim-tim berperingkat lebih tinggi yang memiliki pemain bintang dan berbakat seperti Belgia, Spanyol, dan Portugal. Keinginan untuk menang yang basar dan penerapan teknis oleh seluruh tim terbukti menutupi segala yang dianggap kekurangan dari Maroko.
4. Pelatih lokal
Banyak yang terkejut ketika Maroko memecat Vahid Halilhodžić tiga bulan menjelang Piala Dunia setelah pelatih asal Bosnia itu membawa tim melewati kualifikasi Qatar 2022. Dijuluki “Rass l’Avocat” (Kepala Alpukat) karena kepalanya yang botak, Walid Reragui ditunjuk menjadi pelatih untuk mengubah narasi palsu bahwa pelatih lokal Afrika tidak sanggup mendatangkan kesuksesan di level Piala Dunia. Reragui dengan cerdik memasang gaya bertahan-dan-melawan yang efektif yang sejauh ini belum pernah dipecahkan oleh lawan mereka. Dan secara kreatif memanfaatkan talenta dan keinginan para pemain untuk mencapai kejayaan nasional.
5. Pemain bintang
Bounou “Bono” sang kiper sensasional yang dibanjiri pujian berkat aksi-aksi penyelamatannya di depan gawang, Achraf Hakimi yang bermain di PSG, Azzedine Ounahi, Romain Saiss, Sofyan Amrabat, En-Nesyri dan Hakim Ziyech adalah pemain Maroko yang menonjol.
Skuad The Atlas Lion Atlas Lions telah menunjukkan bahwa mereka memiliki kapasitas teknis dan taktis untuk bisa menjadi juara Piala Dunia tahun ini. Secara struktur tim sudah stabil, terorganisir, tenang, bertahan dengan baik, kreatif di lini tengah dan cerdas serta efisien dalam menyerang.
6. Fans adalah pemain ke-12
Maroko membawa harapan ganda dari wilayah Arab serta benua Afrika. Pada laga perempat final terasa seperti pertandingan kandang bagi Maroko, dengan pendukung tim mendominasi tribun penonton. Para penggemar Maroko menyemangati tim, mencemooh para pemain Portugis dan tanpa henti memberikan semangat bagi pahlawan mereka. Setelah peluit akhir dibunyikan, stadion meledak saat ribuan orang melompat-lompat, berpelukan dan bersorak-srai.
Dengan penggemar yang bertindak sebagai pemain ke-12 untuk Maroko, tidak akan mengejutkan jika Atlas Lions dapat mencapai semfinal dan memiliki dorongan dan motivasi kuat untuk sampai ke final. Dari empat negara yang tersisa, Argentina dan Prancis memang diunggulkan. Namun Maroko si underdog adalah tim favorit masyarakat di Qatar.