SBOBET88

Berita Dan Informasi Olahraga Terkini

Sepak Bola

4 pesepakbola bintang yang kini karirinya meredup

SBOBET88 – Dibutuhkan kerja keras, pengendalian diri, tekad, keuletan dan disiplin yang luar biasa untuk bisa menjadi pemain sepakbola papan atas kelas dunia. Sukses bermain sepak bola di level tertinggi, menghasilkan banyak uang dari gaji, sponsorship, endorsment dll. Ketika seseorang berada dalam situasi seperti itu, mudah bagi mereka untuk kehilangan fokus. Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi adalah contoh pemain yang telah sangat baik selama hampir satu setengah dekade menjaga keseimbangan antara performa dan fokus dalam karir mereka.

Bakat yang tidak terpenuhi atau si-sia  adalah salah satu hal yang paling membuat frustrasi tidak hanya bagi penggemar namun juga pelatih, manajer mereka, dan bahkan pihak-pihak yang berinvestasi pada atlet ini secara signifikan. Ketika penampilan dan kinerja pemain tidak sesuai dengan harapan yang ditetapkan sebelumnya, itu dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan.

Dalam sejarah sepak bola terdapat banyak pemain yang menunjukkan sekilas kehebatan di awal karir mereka namun kemudian menjadi tidak lebih dari pemain dengan kualitas rata-rata. Situasi ini dapat terjadi karena berbagai alasan. Mungkin pencari bakat telah salah mengidentifikasi tingkat bakat yang ada dalam prospek. Dalam kasus lain, cedera bisa menjadi penyebabnya. Dan bahkan mentalitasnya pemain sendiri yang menghambat atau  tidak memungkinkan mereka untuk berhasil, seperti sabotase diri atau kurangnya keinginan.

Ketika penggemar dan klub menuntut yang terbaik dari para pemain, seringkali tekanan menjadi terlalu berat untuk ditangani oleh pemain. Berikut adalah 4 pemain bertalenta yang tidak dapat memanfaatkan bakat mereka secara maksimal.

  1. Dele Alli

Belum lama berselang, Dele disebut-sebut sebagai salah satu talenta muda paling cemerlang di sepakbola Inggris. Bintangnya bersinar terang saat di Tottenham dan di bawah asuhan Mauricio Pochettino hingga menempatkannya berada di daftar prospek terpanas Eropa.

Dele bahkan mampu memenangkan penghargaan Pemain Muda Tahun Ini untuk musim kedua berturut-turut, pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade seorang pemain melakukannya. Keberhasilan langsung dalam dua musim pertama itu terlihat dari kontribusi golnya — 19 (sepuluh gol, sembilan assist) di musim 2015-16 dan 25 (18 gol, tujuh assist) di musim 2016-17. Dia juga adalah pemain yang saat itu menjadi salah satu pemain terbaik di liga pada usia 21.

Musim 2020-21, peralihan dari Pochettino ke José Mourinho pada awalnya tampak berdampak bagi Dele yang ditempatkan di posisi terdepan dan menghasilkan gol. Namun, rehat COVID-19 yang cukup lama rupanya mempengaruhi performa Dele.  Meski telah diberi beberapa peluang lagi setelah Mourinho dipecat, tetapi Dele tidak pernah lagi menunjukkan performa terbaiknya.

Beberapa orang mengklaim bahwa Dele membuat hidupnya di luar olahraga lebih penting baginya. Ditengah-tengah puncak karirinya, Dele menerima berbagai sponsorship dan kampanye iklan. Orang-orang beranggapan Dele lebih mementingkan persona di luar lapangan namun tidak mampu mengatasi kerasnya tuntutan di lapangan.

Sayangnya, pada musim peralihan Mourinho ke Antonio Conte, Dele tidak pernah cocok secara taktis di bawah Conte, karena pelatih asal Italia itu lebih menyukai gelandang yang lebih lebih fokus untuk memenangkan bola dan mendaur ulang penguasaan bola. Karir Dele di Tottenham pun berakhir dan dia dijual ke Everton. Namun lagi-lagi Dele tidak pernah cocok secara taktis di bawah asuhan Frank Lampard. Baru tujuh bulan bergabung, Dele akhirnya memutuskan untuk pindah lagi ke klub Turki, Besiktas.

2. Paul Pogba

Memiliki tinggi badan lebih dari enam kaki, Pogba menggabungkan fisik yang mengesankan dengan teknik yang luar biasa, kreativitas, dan tembakan jarak jauh. Pogba berjaya di Juventus saat berusia 19 tahun pada 2012. Pogba langsung digembar-gemborkan sebagai gelandang generasi sepak bola berikutnya.

Pada usia 23, Pogba memjadi tajuk utama pemberitaan dengan transfer rekor dunia ke Man. Utd . Dia diperkirakan bakalan menaklukkan tidak hanya Liga Premier tetapi seluruh Eropa. Sayangnya, dia tidak pernah memenuhi harapan tersebut. Alih-alih dia dinilai sangat tidak konsisten dan secara taktis tidak cocok. Dia kini telah meninggalkan United untuk kembali ke Juventus dengan status bebas transfer.

3. Mario Balotelli

Pada masa-masa kejayaannya, Mario Balotelli dikenal sebagai penyerang berbakat yang melakukan hal luar biasa dengan sedikit atau tanpa emosi. Namun, kurangnya gairah untuk permainan dan masalah sikapnya yang tidak profesional di luar lapangan membayangi kesuksesannya.

Padahal, ‘Super Mario’ sebenarnya sukses menjalankan tugasnya di Inter Milan dan Manchester City. Dia juga menyumbang dua gol sensasional di semifinal Euro 2012 ketika  melawan Jerman. Tapi karirinya kian meredup dan penampilannya di Liverpool, AC Milan, Nice dan Marseille dianggap rata-rata.

4. Adriano

L’Imperatore (Sang Kaisar) merupakan panggilan sayang yang diberikan Inter Milan kepada Adriano, penyerang asal Brasil yang diyakini bakal menjadi hal besar berikutnya dalam sepak bola Brasil dan ada cukup bukti untuk mendukung klaim tersebut.

Dia memiliki semua keterampilan yang di idam-idamakan sebagai seorang pemain penyerang. Adriano tinggi, cepat dan diberkati dengan kemampuan menggiring bola yang luar biasa. Serangan kaki kiri yang menakutkan dan merupakan salah satu striker paling menjanjikan di musim 2004-05. Dia mencetak 28 gol dan memberikan lima assist dalam 42 penampilan di semua kompetisi untuk Inter Milan musim itu.

Ayah Adriano, Almir, telah memainkan peran besar dalam membantunya keluar dari kemiskinan di kawasan kumuh Brasil dan menjadi pesepakbola profesional. Kematian Almir pada akhir tahun 2004 membuat Adriano kehilangan pegangan hidupnya. Dia mengakui bahwa kematian ayahnya sangat mempengaruhinya.

Adriano bertahan di Nerazzurri hingga 2009. Dia kemudian membatalkan kontraknya dan mengumumkan pensiun dari sepak bola pada usia 27 tahun. Tapi dia kembali ke Brasil dan bergabung dengan mantan klubnya Flamengo. Juga sempat bermain untuk AS Roma, Corinthians, Atletico Paranense dan Miami United tetapi tidak pernah benar-benar mencapai kesuksesan yang dia harapkan ketika dia pertama kali muncul.