Mantan pesepakbola yang kini sukses menjadi manajer klub
SBOBET88 – Tidak sedikit pesepakbola yang telah memutuskan untuk pensiun atau gantung sepatu yang kemudian melanjutkan karir mereka di dunia manajemen. Gairah, pengetahuan, wawasan, dan pengalaman alias jam terbang yang mereka miliki tentunya sangatlah berharga dan bermanfaat untuk melatih dan mengelola sebuah tim sepakbola.
Namun, tidak semua dari mantan pemain berhasil mengemban karir dan tugas baru sebagai seorang manajer. Bahkan ada banyak pemain top yang mencoba melatih namun gagal melakukannya. Tapi ada juga beberapa yang sukses sebagai manajer. Berikut adalah mantan pemain yang terbukti sukses tersebut.
- Johan Cruyff
Cruyff yang berasal dari Belanda adalah salah satu pesepakbola terhebat yang pernah ada. Bisa dibilang dia merupakan sosok paling berpengaruh dalam sejarah sepak bola. Sebagai seorang profesional, ia memenangkan gelar Eredivisie 10 kali. Sembilan bersama Ajax dan satu bersama Feyenoord. Kemudian dia memimpin Barcelona meraih gelar La Liga perdana mereka, yang sebagai imbalannya ia memenangkan Ballon d’Or tiga kali.
Sukses sebagai pemain, dia juga sukses ketika beralih haluan masuk ke manajemen. Cruyff membawa Barcelona meraih trofi Eropa perdana mereka dan empat gelar La Liga. Gaya permainannya dan pendekatan yang lebih berbasis penguasaan bola telah menginspirasi dan memotivas banyak pemain muda. Artinya, tidak hanya memenangkan banyak piala, Cruyff juga telah merevolusi cara klub memainkan sepakbolanya.
- Pep Guardiola
Hampir dari seluruh 18 tahun karirnya sebagai seorang pesepakbola, Pep mengabdikan dirinya untuk Barcelona. Dia memenangkan La Liga beberapa kali, Copa del Rey, Supercopa de Espana, Piala Eropa, medali emas Olimpiade, serta dinobatkan sebagai pemain terbaik Spanyol di Olimpiade 1992.
Dan kesuksesan karir manajerialnya tidak perlu diragukan lagi, dia membawa Barcelona memenangkan La Liga dan Liga Champions, beberapa kali Bundesliga bersama Bayern Munich, dan Liga Premier, Piala FA, dan Piala EFL bersama Manchester City.
Dia pernah dinobatkan sebagai Pelatih Terbaik La Liga, Pelatih Terbaik Dunia FIFA, Manajer Liga Premier, dan masuk dalam daftar 10 Besar dari banyak daftar “Manajer Terbaik Sepanjang Masa”.
- Zinedine Zidane
Pemain terhebat dari generasinya. Pemenang Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa, Liga Champions, pemenang liga Italia bersama Juventus dan liga Spanyol bersama Real Madrid.
Sebagai manajer, pemain asal Prancis itu menjadi yang pertama di era modern yang mempertahankan gelar Liga Champions selama tiga tahun berturut-turut bersama Real Madrid. Zidane juga memimpin Real Madrid dua kali gelar La Liga.
- Carlo Ancelotti
Sebagai pemain, Carlo Ancelotti adalah tim utama AC Milan di akhir 1980-an dan awal 1990-an. Dia memenangkan Piala Eropa dan Serie A dua kali bersama Rossoneri dan liga Italia bersama AS Roma.
Sebagai seorang manajer, seperti sentuhan Midas, Ancelotti meraih kesuksesan ke mana pun dia pergi, memenangkan gelar liga di Italia, Spanyol, Inggris, dan Jerman. Ancelotti memenangkan Liga Champions dua kali sebagai manajer AC Milan dan memimpin Real Madrid memenangkan Championship League dan Piala Spanyol.
- Diego Simeone
Pahlawan Argentina ini telah mewakili Argentina 106 kali, memenangkan dua Copa America bersama Atletico Madrid. Piala UEFA 1998 bersama Inter Milan dan gelar Serie A bersama Lazio.
Karir manajerial Simeone dimulai dengan Estudiantes, di mana ia mengklaim gelar Apertura, kemudian Clausura dengan River Plate. Keberhasilan ini membuatnya kembali ke Atletico Madrid, di mana ia memenangkan Liga Europa, Piala Spanyol dan La Liga, mematahkan dominasi Barcelona dan Real Madrid. Dalam asuhan Simeone, Atletico nyaris memenangkan final Liga Champions 2014 dan 2016.
- Antonio Conte
Conte pernah bermain untuk Lecce dan Juventus dalam hampir dua dekade karirnya sebagai pesepakbola dimana dia memenangkan Liga Champions dan lima gelar liga.
Di level manajerial, dia memimpin Juventus memenangkan gelar liga di divisi kedua Italia dan meraih tiga mahkota Serie A berturut-turut. Conte juga memenangkan Liga Premier di tahun pertamanya di Chelsea, sebelum memenangkan liga Italia lagi dengan Inter Milan.