SBOBET88

Berita Dan Informasi Olahraga Terkini

Sport Lain

Kisah pendaki gunung yang taklukkan 14 puncak tertinggi dunia dalam waktu 6 bulan 6 hari

SBOSBET88 – Di muka bumi ini terdapat 14 gunung yang memiliki puncak yang berada dalam “zona kematian”, yakni di atas 8.000 mdpl. Gunung-gunung yang juga disebut dengan Eight-Thousanders tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Gunung Everest – 8,848 mdpl
  2. Gunung K2 – 8,611 mdpl
  3. Gunung Kangchenjunga – 8.586 mdpl
  4. Gunung Lhotse – 8,516 mdpl
  5. Gunung Makalu – 8,4,845 mdpl
  6. Gunung Cho You – 8,188 mdpl
  7. Gunung Dhaulagiri – 8,167 mdpl
  8. Gunung Manaslu – 8,163 mdpl
  9. Gunung Nanga Parbat – 8,125 mdpl
  10. Gunung Annapurna – 8,091 mdpl
  11. Gunung Gasherbrum I – 8,080 mdpl
  12. Gunung Broad Peak – 8,051 mdpl
  13. Gunung Gasherbrum II – 8,034 mdpl
  14. Gunung Shishapangma – 8,027 mdpl

Ketinggian yang ekstrim dan terletak di “zona kematian” membuat gunung-gunung tersebut memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi bagi para pendaki. Metrik yang digunakan untuk menetapkan tingkat kematian adalah rasio jumlah keberhasilan pendaki yang berhasil sampai ke puncak dengan jumlah kematian selama periode tertentu. The Guinness Book of World Records menggunakan metrik ini untuk menamai Gunung Annapurna sebagai yang paling mematikan dari The Eight-Thousanders. Dengan perkiraan satu orang tewas dari tiap tiga pendaki yang berhasil mencapai puncak. Gunung paling mematikan kedua adalah Gunung K2 dan yang ketiga adalah Gunung Nanga Parbat.

Manusia pertama yang berhasil mendaki ke-14 Eight-Thousanders ini adalah seorang pria kewarganegaraan Italia Bernama Reinhold Andreas Messner. Messner juga merupakan manusia pertama yang berhasil mendaki Gunung Everest tanpa tabung oksigen dan seorang diri. Upaya pertama dilakukannya berdua dengan Peter Habeler pada tahun 1978. Kemudian pada tahun 1980, Messner kembali ke Everest dan kini seorang diri dan berhasil. Ketika berhasil menaklukan 14 puncak tertinggi dunia, Messner yang ketika itu berusia 42 tahun membutuhkan waktu 16 tahun, yakni mulai dari tahun 1970 hingga 16 Oktober 1986.

Rekor waktu mendaki tercepat yang dipegang Messner kemudian berpindah ke pendaki asal Korea Selatan, Kim Chang -ho yang berhasil menaklukan ke-14 Eight-Thousanders, tanpa bantuan tabung oksigen dengan catatan waktu 7 tahun dan 310 hari. Sampai akhirnya nama Nirmal Purja, Nims sapaan akrabnya, pria warga negara Inggris kelahiran Nepal, 38 tahun silam ini mencuat dengan rencana gilanya, yakni menaklukan ke-14 Eight-Thousanders dalam waktu 7 bulan saja!

Nims kecil yang lahir di Nepal bercita-cita menjadi seorang Gurkha, tentara Nepal yang direkrut ke dalam British Army, seperti ayah dan kakak-kakak laki-lakinya. Ketika Nims berusia 18 tahun, Nims berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi Gurkha pada tahun 2003. Enam tahun kemudian dia dilantik menjadi Gurkha yang pertama kalinya bergabung dalam UK Special Boat Service (SBS). Dari sanalah Nims menemukan kecintaan nya terhadap pendakian gunung. Semuanya dimulai pada bulan Desember 2012, saat cuti dari tugas Pasukan Khususnya, dia melakukan perjalanan ke Everest Base Camp. Pengalaman tersebut menjadi awal mula ambisi Nims terhadap pegunungan.

Pada pendakian pertamanya ke Gunung Everest, selain berhasil sampai ke puncak, Nims juga melakukan aksi penyelamatan solo seorang pendaki yang tertimpa musibah di “zona kematian”. Semenjak itu Nims memutuskan untuk selalu mendaki dengan Oksigen untuk memastikan dia akan menjadi yang terkuat untuk membantu orang lain. Tahun berikutnya dengan bangga dia memimpin tim Gurkha ke ekspedisi Everest pertama mereka yang sukses.

Selama bertugas bersama SBS, Nims merupakan ahli di materi pelajaran untuk keselamatan dalam cuaca ekstrim di gunung, serta memiliki keterampilan untuk mengevaluasi situasi dengan cepat, kemudian bertindak untuk memastikan keselamatan orang lain bersamaan dengan mencapai tujuan akhir. Tak hanya itu, Nims yang memiliki keuntungan secara fisikalitas yang natural dengan cepat menyadari bahwa dia mampu mendaki dan menyesuaikan diri dengan ketinggian lebih cepat daripada kebanyakan pendaki gunung.

Beranjak dari ketiga hal tersebut, pada awal 2019, Nims memutuskan berhenti dari SBS untuk mengejar mimpinya, sebuah proyek yang sungguh ambisius yang banyak orang berpikir itu mustahil. Dia menamai proyek tersebut Project Possible, dimana dia akan mendaki ke-14 Eight-Thousanders dalam waktu 7 bulan.

“Segala sesuatu dalam hidup ini mungkin hanya dengan berbekal pendekatan yang tekun dan pola pikir positif.”

6 bulan 6 hari kemudian, di puncak Gunung Shishapangma, dengan masih menyisihkan beberapa minggu dari target awal yang 7 bulan, Nims dan timnya dengan bangga mendeklarasikan keberhasilan mereka memecahkan rekor dunia seperti yang pernah dia janjikan meski semua orang menganggap misinya tersebut ‘mustahil’.

Kisah Nims ini dengan jelas menunjukkan bahwa dengan pola pikir, perencanaan, dan tim yang benar, semua hal mungkin terjadi. Nims telah menginspirasi banyak orang dari segala usia, menunjukkan bagaimana pendekatan positif dapat mengarah pada pencapaian paling luar biasa dalam hidup.

Selain untuk menginspirasi, Nims juga ingin mengingatkan kepada dunia akan peran dan jasa para Sherpa dalam setiap pendakian yang sukses, yang selama ini ‘tidak kelihatan’ dan terkesan ‘terlupakan’. Sherpa adalah suku bangsa di Nepal dan Tibet yang hidup di lereng-lereng pegunungan Himalaya yang banyak menjadi pemandu karena ahli mendaki dan kenal medan.

Ketika seorang bertanya siapa manusia pertama yang berhasil sampai ke puncak Gunung Everest? Semua orang pasti menjawab Sir Edmund Hillary. Dengan pencapaiannya ini Nims ingin seluruh dunia untuk tahu bahwa Sir Edmund Hillary mampu mencapai puncak tertinggi di dunia juga berkat peran dari seorang Sherpa Nepal Bernama Tenzing Norgay.